journal of a learner

one effort to write. one effort to be a lifelong learner

Tuesday, April 04, 2006

Ngalor Ngidul Soal PNS

Dalam periode penyaringan PNS tahun ini, sedikitnya ada 3 teman baik saya yang lolos, satu orang di Pustekkom Depdiknas, satu orang di Perpusnas, dan satu orang lagi di Bappenas. Di tengah kesepian saya akibat lama tidak bertemu teman-teman kampus dan belum menemukan lingkungan baru semenyenangkan mereka, hal ini sempat menimbulkan iri dalam hati. Tapi rasanya ragu pula mengizinkan hati ini untuk iri. Selain iri termasuk penyakit hati yang tak sebaiknya dipelihara, saya juga ragu apakah saya juga ingin jadi PNS.

Terus terang saja. Saya sempat berkeinginan besar untuk bekerja di Pustekkom. Menurut saya, Pustekkom adalah lembaga yang strategis untuk mengembangkan pembelajaran bagi bangsa Indonesia yang plural dan variatif secara geografis. Jika Pemerintah lebih memperhatikan pendidikan dan merealisasikan anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN, di bawah kepemimpinan yang handal dalam manajemen yang tepat, Pustekkom tentu akan lebih produktif. It’s my dream.

Terlepas dari angan-angan yang entah kapan kesampaian, Pustekkom tetap mempesona bagi saya. Tidakkah menyenangkan bekerja di tempat kita dapat mengimplementasi ilmu kita? Tidakkah menyenangkan bekerja di tempat kita dapat mengaktualisasikan diri kita tanpa selalu ditanya “Teknologi pendidikan apaan sih?”. Tidakkah menyenangkan bekerja di tempat yang secara optimal mengakomodir kita menjadi insan yang bermanfaat sesuai keahlian kita? It’s my passion.

Tapi haruskah saya menjadi PNS untuk bisa bekerja di Pustekkom? Tidak bisakah saya bekerja paruh waktu di sana? Seperti Catuy yang pekerja kontrak di Bappenas, atau seperti Sudirman Siahaan, dosen yang merangkap peneliti di Pustekkom. Atau saya harus jadi dosen dulu? Berapa lama lagi?

Di salah satu koran ibukota, saya mengetahui bahwa ada seorang pria sudah 5 kali ikut ujian CPNS dan gagal. “Hebatnya”, ia tidak meyerah. Tahun depan ia akan mencoba lagi karena cita-citanya adalah ketenangan di masa tua dengan uang pensiun. It’s his passion.

PNS juga pekerjaan yang baik, terhormat (halal). Hanya saja, sekeluar saya dari kampus ingin rasanya menghirup atmosfer lingkungan kerja lain, menempati lahan yang lebih baik dan tidak sebirokratis itu. Mungkin di masa depan, pada satu titik saya akan berpikiran sama dengan pria tadi. Mungkin saya akan berpikiran sama dengan para guru bantu yang kini berjuang hingga ke jalan demi pengangkatan mereka. Mungkin juga, pikiran saya sudah sama. Entahlah.

Ada 2 golongan manusia yang tidak akan pernah mengubah pendirian, pengertian, dan pendapatnya, yaitu orang gila dan orang mati.”

2 Comments:

At 3:39 AM , Blogger Unknown said...

For me, PNS is still my last option. Tanpa bermaksud sombong, atau menyinggung pihak tertentu, gue masih belum menemukan suri teladan yang patut dicontoh dari golongan PNS.

I grew up di lingkungan PNS, sekarang ngebantu-bantu di lingkungan PNS juga, but still, (masih) gak ada good image yang bisa gue capture.

Mungkin itu sebabnya, sekarang gue punya sederet alasan setiap ditanya "kenapa gak ikutan PNS?"

 
At 1:31 AM , Anonymous Anonymous said...

kata mega: sangat menyegarkan, KIP D FAITH!

 

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home