Ngalor Ngidul Soal PNS
Dalam periode penyaringan PNS tahun ini, sedikitnya ada 3 teman baik saya yang lolos, satu orang di Pustekkom Depdiknas, satu orang di Perpusnas, dan satu orang lagi di Bappenas. Di tengah kesepian saya akibat lama tidak bertemu teman-teman kampus dan belum menemukan lingkungan baru semenyenangkan mereka, hal ini sempat menimbulkan iri dalam hati. Tapi rasanya ragu pula mengizinkan hati ini untuk iri. Selain iri termasuk penyakit hati yang tak sebaiknya dipelihara, saya juga ragu apakah saya juga ingin jadi PNS.
Terus terang saja. Saya sempat berkeinginan besar untuk bekerja di Pustekkom. Menurut saya, Pustekkom adalah lembaga yang strategis untuk mengembangkan pembelajaran bagi bangsa
Terlepas dari angan-angan yang entah kapan kesampaian, Pustekkom tetap mempesona bagi saya. Tidakkah menyenangkan bekerja di tempat kita dapat mengimplementasi ilmu kita? Tidakkah menyenangkan bekerja di tempat kita dapat mengaktualisasikan diri kita tanpa selalu ditanya “Teknologi pendidikan apaan sih?”. Tidakkah menyenangkan bekerja di tempat yang secara optimal mengakomodir kita menjadi insan yang bermanfaat sesuai keahlian kita? It’s my passion.
Tapi haruskah saya menjadi PNS untuk bisa bekerja di Pustekkom? Tidak bisakah saya bekerja paruh waktu di
Di salah satu koran ibukota, saya mengetahui bahwa ada seorang pria sudah 5 kali ikut ujian CPNS dan gagal. “Hebatnya”, ia tidak meyerah. Tahun depan ia akan mencoba lagi karena cita-citanya adalah ketenangan di masa tua dengan uang pensiun. It’s his passion.
PNS juga pekerjaan yang baik, terhormat (halal). Hanya saja, sekeluar saya dari kampus ingin rasanya menghirup atmosfer lingkungan kerja lain, menempati lahan yang lebih baik dan tidak sebirokratis itu. Mungkin di masa depan, pada satu titik saya akan berpikiran sama dengan pria tadi. Mungkin saya akan berpikiran sama dengan para guru bantu yang kini berjuang hingga ke jalan demi pengangkatan mereka. Mungkin juga, pikiran saya sudah sama. Entahlah.
2 Comments:
For me, PNS is still my last option. Tanpa bermaksud sombong, atau menyinggung pihak tertentu, gue masih belum menemukan suri teladan yang patut dicontoh dari golongan PNS.
I grew up di lingkungan PNS, sekarang ngebantu-bantu di lingkungan PNS juga, but still, (masih) gak ada good image yang bisa gue capture.
Mungkin itu sebabnya, sekarang gue punya sederet alasan setiap ditanya "kenapa gak ikutan PNS?"
kata mega: sangat menyegarkan, KIP D FAITH!
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home