journal of a learner

one effort to write. one effort to be a lifelong learner

Saturday, January 23, 2010

Di Manakah Aku?

Aku ingat malam itu. Tanggal 28 Desember 2009. Hujan terus menerus mengguyur Kota Kembang. Ba'da isya hujan menderas. Harusnya aku ada di luar sana, memberi manfaat, menjalankan fungsi aku diciptakan. Tapi nyatanya, aku masih berbaring di sini. Di sudut kotak etalase sebuah mini market. Entah sudah berapa lama aku di sini. Belum juga ada yang tertarik membuatku bermanfaat.


Seorang gadis datang dan mengambilku. Mengeluarkanku dari bungkusku dan menjajal kinerjaku. Lalu ia beralih pada teman-temanku, melakukan hal yang sama. Ia terus membanding-bandingkan kami sementara dua orang temannya menyusul, memilih dan memilah kami. Teman si gadis menentukan pilihan pada temanku si abu-abu dan membawanya ke kasir. Aku mulai gelisah. Akankah aku dipilih kali ini? Hujan malam ini harusnya menjadi momen yang cocok untuk pengalaman kerja pertamaku. Si gadis mengambilku lagi. Ia seperti tak dapat memutuskan, apakah akan memilih aku yang berpunggung abu-abu berdada kotak-kotak, si kembang bergagang kayu, atau si abu-abu pink yang cantik.


Aku semakin resah, apalagi si gadis terus menatap si abu-abu pink yang melambai-lambai genit padanya. Si gadis menjajal kami lagi dan memperhatikan label harga di gagang kami. Akhirnya si gadis memutuskan. Aku dibawanya ke kasir. Ah senangnya.....
Kasir memperhatikan si gadis yang hanya membawaku ke mejanya, tanpa belanjaan yang lain. "Mau langsung dipakai?" tanya si kasir sambil mengangguk ke arah tangan si gadis yang masih memegang bungkusku sementara aku sendiri sedang dipindai. "Ya," jawab si gadis singkat sambil menyerahkan uang. Begitulah, selesai dipindai aku langsung difungsikan, melindungi si gadis membelah malam menantang hujan yang terus turun.


Keluar dari mini market, kulihat masjid itu. Beberapa depa dari tempatku. Masjid yang hidup. Selalu ramai di waktu awal-awal sholat. Masjid yang sejuk sekaligus hangat. Aku ingin ke sana, tapi aku tau si gadis pasti tak ingin ke sana. Ia tak akan butuh aku kalau ia hanya ingin ke sana. Si gadis membawaku menyusuri jalan kecil itu. Rupanya ia belum makan malam. Para pedagang mulai menutup tokonya, memberesi warungnya, dan meminta maaf pada si gadis karena hidangannya sudah habis. Akhirnya si gadis dan teman-temannya berbalik arah dan duduk di kursi tukang nasi goreng, satu-satunya pedagang yang masih buka dan menyediakan makanan hangat, meletakkanku di teras rumah terdekat dan memesan makan malamnya. Pukul sembilan malam Gegerkalong Girang telah sangat sepi.


Esok harinya si gadis kembali membawaku berpetualang. Air yang terus tercurah dari langit membuat manfaatku terus diperlukan si gadis. Siang hari kami, si gadis dan teman-temannya, aku dan si abu-abu yang kini dimiliki teman si gadis, menyusuri Dago dalam guyuran. Sore hari giliran Stasiun Timur dan Pasar Baru. Kulihat si gadis yang mulai kelelahan. Stasiun Timur banjir, menambah tantangan mereka. Aku dan si abu-abu bersepakat melindungi mereka sebaik-baiknya dari air yang jatuh dari atas, untuk itulah kami diciptakan.


Saat mereka memasuki Pasar Baru, barulah kami, aku dan si abu-abu beristirahat. Si gadis melipatku dan memakaikan bungkusku. Ia baru membukaku lagi saat harus berjalan ke pinggir rel, mencari buah tangan untuk keluarganya. Hingga si gadis pulang, ia masih terus memetik manfaatku. Ia begitu membutuhkanku. Senangnya aku....


Sekarang belum sebulan berlalu. Tapi aku sedang sedih. Sudah tiga hari aku terpisah dari si gadis. Teman si gadis meminjamku di malam hari untuk mendapatkan pengobatan di suatu tempat. Sampai di tempat itu, si teman meletakkanku di teras. Rupa-rupanya tempat ini ditinggali banyak orang. Orang datang silih berganti. Begitu pula jenisku. Yang kuingat, aku kembali dibawa menembus malam. Dan kini, aku tergeletak di tempat ini. Lembab. Tanpa cangkang. Di manakah gadis itu? Atau lebih tepat, di manakah aku?

4 Comments:

At 8:38 AM , Blogger Billy Antoro said...

teka-teki di mana "kamu" tak lagi begitu penting. sebab kamu sudah meninggalkan cerita yang begitu menghibur pembaca.pembaca yakin kamu akan lagi datang untuk menghibur mereka. jadi tak lagi penting menemukan kamu di mana.

 
At 8:09 PM , Blogger Winy said...

:)
semoga...

 
At 7:06 PM , Blogger Ummi Dihaan&Dhiya said...

apakah ini sebuah kuis? aku tau...di mana?
di sebuah tempat yang begitu tenang dan damai...sebuah tempat yang kami rindukan...

 
At 11:34 PM , Blogger Winy said...

:D iyahh...betulll...
nah, sebenarnya, tulisanku ini bisa dimengerti tidak ya? hee...

 

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home