Ojek Mesra
Malam belum begitu larut. Aku berdiri di depan lobby rumah sakit setelah menebus resep untuk kakakku. Sebuah sedan melintas di depanku, pengemudinya memasukkan karcis parkir ke kantongnya sementara jendela mobilnya otomatis menutup. Lalu beberapa motor juga melewatiku. Kebanyakan berboncengan. Petugas parkir dan satpam bekerjasama mengarahkan pengendara motor yang mau keluar agar melalui jalur yang benar. Sebagian mereka memilih jalur pintas yang menerabas jalur masuk. Seorang pengendara motor membawa tunggangannya meliuk-liuk, zigzag, mendahului motor-motor lain dan deretan mobil yang antri ke lahan parkir lebih dulu. Untung sudah di rumah sakit, pikirku.
Lalu kulihat seorang laki-laki meluncur keluar dari tempat parkir ke arahku. Berhenti di depanku.
“Ayo neng, diantar…sampe Kepangan?” katanya ramah, penuh senyum.
“Berapa bang?” tanyaku.
“Tiga ribu,” jawabnya. Masih dengan senyum yang penuh.
”Wah murah...ayolah,” sambutku. Tarif demikian terhitung sangat murah untuk ukuran jarak dan kebiasaan di tempatku. Tapi lalu laki-laki itu berkata,
”Tapi tidurnya sama saya ya neng!”
#@$%^&**@#$%^
Untung yang ngomong gitu suami sendiri.. :D
3 Comments:
cie pengantin baru :D
cie sesama pengantin baru :P
siapa laki-laki itu? ayo katakan!
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home