journal of a learner

one effort to write. one effort to be a lifelong learner

Wednesday, April 12, 2006

MOMOGI

Sekali coba MOMOGI…. Pasti bikin mow mow lagi!...

Begitulah tulisan yang tertera di bungkus Momogi, jajanan favorit saya belakangan ini. Bukan hanya favorit, rasanya saya sudah agak terobsesi dengan Momogi. Seandainya warung dekat rumah selalu sedia Momogi, saya akan membelinya setiap hari sebanyak receh yang saya punya. Sayangnya, warung terdekat agak lama perputaran barangnya. Jadi dalam seminggu paling 2 hari saja persediaan Momogi di sana. Belinya harus bersaing pula dengan anak-anak TK Al-Hikmah di seberang warung itu, padahal warung itu menjual Momogi dengan harga yang minimal, cocok dengan minimalnya pendapatan saya, hanya Rp. 500. Sementara kalau kita ke Alfamart, harganya bisa lebih mahal, Rp. 545 atau Rp. 575, saya tidak ingat persis. Tadinya saya kira lebih murah, ternyata tidak. Mungkin untuk menutupi biaya AC. Lain lagi kalau di Labschool. Di warung kaki lima resmi di bawah pohon angsana dekat tukang somay, harga Momogi juga Rp. 500. Sayangnya, warung itu sangat lama perputaran barang jajanannya. Mungkin memang berfokus pada minuman dan rokok saja. Terakhir ke kampus, saya tidak menemukan Momogi di warung itu, maka saya beralih ke pedagang minuman yang ada di sebelah kanan kalau kita keluar dari gerbang Labschool, dekat tukang bakpao. Ternyata ada! Banyak lagi! Lumayan nih buat cemilan di warnet, pikir saya. Beli ah yang banyak, “Berapa bang?” Tanya saya untuk memastikan harga. Maklum, saya tau pedagang yang satu ini selalu menjual barang dengan harga lebih tinggi. “Seribu”, jawabnya. Anda bisa tebak kelanjutannya. Saya hanya membeli satu, sekedar untuk menghentikan kepenasaran saja.

Momogi yang saya suka, sangat spesifik. Yaitu Momogi Stick Chocolate. Kadang yang Stik Keju atau Stick Jagung Bakar (Kenapa Stick Chocolate tidak ditulis Stik Coklat saja ya oleh produsennya?). tapi saya tidak selalu suka keduanya, kadang-kadang saja. Stick Chocolate selalu saya suka. Selain itu ada varian-varian lain dari merk Momogi, tapi saya belum mencobanya. Momogi Stick sendiri merupakan snack berbahan dasar jagung. Mungkin saya memang suka snack-snack yang berbahan dasar jagung, bosan dengan snack berbahan dasar terigu. Snack berbahan dasar jagung lain yang saya suka adalah Serena Snack dari Nissin. Tapi Serena tidak ada yang rasa coklat. Perpaduan rasa jagung yang gurih dan coklat yang manis pada Momogi Stick Chocolate, terasa cocok bagi saya.

Di warung dekat rumah, kalau persediaan Momogi habis, ada gantinya. Merknya Masabo. Hanya tersedia rasa jagung bakar. Saya tidak terlalu suka. Tidak tau deh kalalu Anda. Saya juga tidak tau arti kata Momogi. Mungkin Anda tau? Buat saya kata itu terdengar ke-Jepang-Jepangan. Seperti Yoyogi, itu loh…. Stadion nasional Jepang waktu Olimpiade Tokyo 1964.

Sebenarnya saya ingin memperlihatkan gambar Momogi pada Anda, sayangnya saya belum punya scanner atau kamera digital. Yang jelas lambangnya sejenis beruang dan memiliki motto: sekali coba Momogi…. Pasti mow mow lagi………. (Khusus Stick Chocolate ada keterangan: vegetarian food).


Saya tidak ada hubungan langsung (hubungan tidak langsung juga sepertinya tidak ada) dengan produsen Momogi. Tulisan ini hanya mengungkapkan pengalaman, perasaan, dan pemikiran saya. Tidak ada maksud untuk mempromosikan, memasarkan lebih luas, atau menyinggung pihak-pihak tertentu).

3 Comments:

At 7:53 AM , Anonymous Anonymous said...

Salam kenal untuk kakak... :)

 
At 1:42 AM , Blogger bunda said...

kalau mau murah belinya ke grosir. belinya harus sekotak sih. biasanya harganya cuma 450 atau 475 sebiji. tspi efek sampingnya nafsu ngemil tidak tertahankan. wong terus ada persediaan. kalau ga pintar pintar mengatur..pengeluaran bisa lebih banyak deh...hehe...

 
At 2:24 AM , Anonymous Momogi said...

Makasih sudah memilih Momogi.

 

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home